KATALOG
ONLINE
A.
Pengertian Katalog
Katalog
berasal dari bahasa yunani yang berarti “daftar”, dalam pengertian umum adalah
daftar nama-nama, judul dan barang-barang. Sedangkan dalam perpustakaan,
katalog adalah daftar buku yang dibuat menurut sistem atau cara tertentu,
secara alfabetis maupun secara sistematis untuk memudahkan temu kembali bahan
pustaka yang dibutuhkan pengguna perpustakaan (user atau pemustaka) maupun oleh petugas
perpustakaan. Hasil pokok dari kegiatan katalogisasi adalah penyusunan dari
bahan pustaka dan pemeliharaan katalog yang memberikan akses utama kepada
koleksi.
Fungsi
katalog:
·
Memudahkan
user dalam retrieval bahan pustaka yang dibutuhkan berdasarkan
informasi yang mereka ketahui, bisa berupa judul, pengarang, maupun berdasarkan
bidang ilmu yang diperlukan.
·
Untuk
menunjukkan apakah perpustakaan memiliki buku yang dikarang oleh pengarang
tertentu, mengenai subjek tertentu dan dalam bentuk tertentu.
·
Sebagai
wakil ringkas dari bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan.
Lebih lengkap, Qalyubi (2007:138)
menyebutkan fungsi katalog adalah sebagai berikut :
·
Mencatat
karya seseorang pada tajuk yang sama.
·
Menyusun
entri pengarang secara tepat sehingga semua karya seseorang berada pada tajuk
yang sama.
·
Mencatat
semua judul bahan pustaka yang dimiliki suatu perpustakaan.
·
Menunjukkan
rujukan silang (cross reference) dari beberapa istilah atau nama-nama
yang sama yang digunakan sebagai tajuk.
·
Memberikan
petunjuk letak / lokasi bahan pustaka yang disusun pada perpustakaan.
memberikan uraian tentang setiap karya yang dimiliki suatu perpustakaan
sehingga pengguna perpustakaan (user)dapat memperoleh informasi yang
lengkap tentag karya itu.
Ada
dua macam kegiatan katalogisasi yaitu katalogisasi deskriptif dan katalogisasi
subjek. Katalogisasi deskriptif adalah membuat deskripsi bahan pustaka secara
fisik (deskripsi bibliografi) dan menentukan access point (berupa
penentuan TEU dan TET dari suatu bahan pustaka) kemudian hasilnya dituliskan
dalam entri catalog. Sedangkan Katalogisasi subjek adalah penandaan tajuk
subjek suatu bahan pustaka secara verbal dan penentuan nomor klasifikasi bahan
pustaka secara non verbal (call number).
Deskripsi
bibliografis dibagi ke dalam 8 daerah (area), dimana tiap-tiap daerah juga
terdiri atas beberapa unsur. Antara daerah-daerah dan unsur-unsur dipisahkan
dengan tanda baca titik (.). Setiap daerah diawali dengan tanda titik,
spasi, garis, garis (. --), kecuali pada daerah pertama tidak berlaku aturan
ini.
Kedelapan
deskripsi bibliografis tersebut adalah:
1. Daerah judul dan pernyataan
penanggungjawab è judul buku, nama pengarang (letaknya sejajar dengan nomor
panggil buku atau call number)
- Daerah Edisi
- Daerah Data Khusus
- Daerah Impresium (tempat terbit, penerbit, dan tahun terbit)
- Daerah Kolasi atau data fisik buku (jumlah halaman dalam angka romawi, jumlah halaman dalam angka arab, informasi mengenai ada tidaknya ilustrasi atau gambar, indeks, tinggi buku dalam cm)
- Daerah Monografi (keterangan seri, ISSN).
- Daerah Catatan è mencatat segala sesuatu yang dianggap penting yang belum dimasukkan pada daerah sebelumnya.
- Daerah ISBN dan harga (optionall atau tidak
selalu harus dituliskan)
B.
Pengertian Katalog Online
Katalog
online adalah katalog yang data bibliografinya disimpan dalam database
komputer. Untuk membuat katalog online dibutuhkan perangkat komputer dan
program aplikasi tertentu karena ‘pemanggilan data’ dilakukan dengan
menggunakan bahasa komputer. Contoh : Online Public Access Catalogue (OPAC).
Penelusuran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan sekaligus, misalnya
melalui judul, subjek, dan sebagainya yaitu dengan menggunakan penelusuran boolean
logic.
Katalog
online yang semakin mempermudah kegiatan temu kembali (retrieval) bahan
pustaka di perpustakaan. Contohnya adalah Online Public Access Catalogue (OPAC).
OPAC merupakan sistem pengkatalogan berbasis komputer yang memiliki pengaruh
besar sejak tahun 1980-an. OPAC menyediakan sarana penelusuran yang mandiri
bagi pengguna perpustakaan karena dapat diakses dimana saja dan kapan saja,
tanpa harus mengunjungi perpustakaan terlebih dahulu dengan menggunakan
jaringan LAN, atau WAN .
Keuntungan
lain dari adanya katalog online adalah penelusuran informasi dapat dilakukan
dengan cepat, tepat dan kapasitas besar yang memungkinkan input banyak muatan
data bibliografis, penelusuran dapat dilakukan oleh banyak pengguna
perpustakaan dalam waktu yang bersamaan tanpa saling mengganggu dan tidak
sampai terjadi kerumunan atau antrian sebagaimana mungkin terjadi pada katalog
manual, tidak perlu penjajaran tertentu sebagaimana katalog manual, data
bibliografis yang dapat dimasukkan ke dalam entri katalog tidak terbatas.
Apabila OPAC terhubung dengan sistem sirkulasi maka dapat diketahui apakah
koleksi tersebut berada di rak ataukah sedang dipinjam oleh seorang pengguna
perpustakaan. Adanya katalog online memungkinkan terselenggaranya kerjasama
dengan perpustakaan lain sehingga dapat perpustakaan dapat menyediakan koleksi yang
lebih beragam dalam memenuhi kebutuhan informasi dari penggunanya.
Yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan OPAC adalah user interface disesuaikan
dengan karakteristik pengguna, meliputi penempatan menu yang user friendly,
pemilihan kata kunci dalam penelusuran juga akan mempengaruhi ketepatan hasil
penelusuran dengan kebutuhan informasi pengguna perpustakaan.
C.
Pengertian OPAC (Open Public Access
Catalog)
Online Public Access Catalog yang biasa disebut oleh beberapa perpustakaan sebagai
katalog online, katalog akses online, katalog akses daring perpustakaan, atau
katalog akses umum talian. Menurut Corbin (1985,255) mengatakan online
public access catalog merupakan katalog yang berisikan cantuman bibliografi
dari koleksi satu atau beberapa perpustakaan, disimpan pada magnetic disk atau media rekam
lainnya, dan dibuat secara online kepada pengguna. OPAC adalah sistem katalog
terpasang yang dapat diakses secara umum dan dapat dipakai pengguna untuk
menelusuri data katalog (untuk memastikan apakah perpustakaan menyimpan karya
tertentu untuk mendapatkan informasi tentang lokasinya dan jika sistem katalog
dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pengguna dapat mengetahui apakah
bahan pustaka yang sedang dicari tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam.
Menurut
Horgan (1994,1) menyatakan OPAC adalah suatu sistem temu balik informasi,
dengan satu sisi masukan (input) yang menggabungkan pembuatan file yang
tercantum dan indeks. Pengguna dapat menggunakan OPAC untuk menjawab permintaan
atau pertanyaan tertentu dan menjadi salah satu sarana atau alat bantu untuk
menelusuri informasi di perpustakaan yang menggunakan sistem komputer yang
terpasang jaringan LAN (Local Area Network).
Menurut
Feather (1997:330) menyatakan bahwa OPAC adalah suatu pangkatan data dengan
cantuman bibliografi yang biasanya menggambarkan koleksi perpustakaan tertentu.
OPAC menawarkan akses secara online ke koleksi perpustakaan melalui terminal
komputer. Pengguna dapat melakukan penelusuran melalui pengarang, judul,
subyek, kata kunci, dan sebagainya. Misalnya Giant ingin mencari buku tentang
metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Dia tidak perlu repot-repot
mencari satu per satu buku di rak yang belum tentu dapat ditemukan, tetapi
dengan OPAC, dia hanya perlu menuliskan nama pengarangnya yaitu W.Lawrence
Neuman atau judul bukunya Social Reserach Methods (Qualitative and Quantitative
Approaches).
Jadi
secara umum, OPAC adalah suatu sistem temu balik informasi berbasis komputer
yang digunakan oleh pengguna untuk menelusuri koleksi suatu perpustakaan atau
unit informasi lainnya.
D.
Sejarah OPAC
Sejarah
perkembangan sistem OPAC (Online Public Access Catalog) meliputi:
1. Tahun 1960 dan Awal Tahun 1970
Pada tahun 1960an, komputer digunakan
di berbagai perpustakaan umum dan perguruan tinggi untuk membantu membuat
kalatog. Pada saat itu, pengoperasian sistem komputer masih berada pada model
atau cara yang sangat variatif sehingga kemungkinan penelusuran informasi
dengan katalog terpasang (online) dianggap masih jauh dari kenyataan. Pada awal
1970an, sejumlah
perpustakaan mulai menggunakan sistem komputer induk untuk mengembangkan sistem lokal. Sistem
lokal ini didesain dan dirancang oleh staf dari pusat komputer.
2. Pertengahan Tahun 1970an
Pada masa tersebut, komputer mulai menggunakan proses pengawasan sirkulasi di perpustakaan. Sistem komputer digunakan untuk tujuan pengumpulan data, khususnya pencatatan peminjaman. COM (Computer Output on Microfilm) menjadi metode yang terkenal digunakan untuk menghasilkan katalog. Perkembangan teknologi komunikasi masa kini juga ditandai dengan munculnya sistem kerjasama pengatalogan dan pemanfaatan bersama diberbagai perpustakaan. Misalnya, di Inggris LASER (London and South Eastern Library Region), dan di Amerika Utara OCLC (Ohio Collehe Library Centre). Sistem kerjasama ini menghasilkan cantuman kalatog pada komputer untuk sejumlah pepustakaan yang berpartisipasi, baik dalam bentuk COM atau kartu katalog.
3. Akhir Tahun 1970an dan Awal tahun 1980an
Pengenalan
komputer mikro (microcomputer) di era ini, mendorong berbagai
perpustakaan semakin mandiri untuk menggunakan fasilitas komputer yang
diperoleh dari perusahaan sebagai pelanggannya dan pengembangan serta
perancangan sistem sendiri (in-house system). Penggunaan komputer mikro
menjadi terkenal karena menyediakan fasilitas untuk melakukan akses secara
terpasang (online) terhadap berbagai simpanan (file) dalam sistem sirkulasi.
Sistem komputer
yang digunakan pada masa itu di perpustakaan mampu menelusuri cantuman
bibiliografi secara online, sehingga sistem itu disebut sebagai sistem OPAC.
Munculnya sistem OPAC di sejumlah perpustakaan tertentu, merupakan perkembangan
utama yang terjadi dalam automasi perpustakaan sampai awal tahun 1980an.
4. Pertengahan Sampai Akhir Tahun 1980an
Pada masa ini,
perpustakaan menggunakan sistem OPAC makin meningkat. Mereka mulai menyediakan
sistem yang terintegrasi untuk manajemen perpustakaan, mencakup modul atau
sub-sistem yang berbeda, seperti pengatalogan, akuisisi, sirkulasi, pengawasan
serial, layanan antar perpustakaan dan juga OPAC. Banyak perpusatkaan yang
menyediakan anggaran khusus untuk pengembangan sistem OPAC. Misalnya, tahun 1985
The Britih Library Reserach and Development menyediakan anggaran
sejumlah 317.395 found untuk setiap proyek penelitian sistem OPAC.
5. Tahun 1990an
Pada tahun 1990an, terlihat perubahan
besar pada sitem manajemen perpustakaan dengan menawarkn kecenderungan dari
sistem milik sendri (proprietary systems) bergerak ke arah sistem
terbuka. Sejumlah permasalahan yang ditemui pada pengoperasian sistem di masa
sebelumnya diinvetarisir dan ditemukan bahwa sejumlah besar sistem yang ada
diperpustakaan pada thaun 1980an
hanya bisa dijalankan pada perangkat keras (hardware) seperti
DOBIS/LIBID, Geac, LIBERTAS dan URICA.
E.
Tujuan dan Fungsi OPAC
1. Tujuan OPAC
Menururt Siregar (2004 : 57) menyatakan bahwa peralihan
manual ke bentuk online, disamping banyak menghemat waktu pengguna dalam
penelusuran, juga mampu meningkatkan efisiensi pekerjaan pengatalogan bahan
pustaka baru. Katalog elektronik terbukti mampu mempromosikan koleksi perpustakaan
sheingga penggunanya semakin tinggi.
Menurut Kusmayadi (2006 : 53) Tujuan penyediaan OPAC
adalah:
- Pengguna dapat mengakses secara langsung ke dalam pangkala data yang dimiliki perpustakaan.
- Mengurangi beban biaya dan waktu yang diperlukana dan yang harus dikeluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi.
- Mengurangi beban pekerjaan dalam pengelolaan pangkalan data sehingga dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja.
- Mempercepat pencarian informasi.
- Dapat melayani kebutuhan informasi maysrakat dalam jangkauan luas.
Jadi, tujuan
penyediaan OPAC di perpustakaan adalah untuk memberi kepuasan kepada pengguna
dan staf perpustakaan dan mempercepat pencarian informasi yang tersedia di
perpustakaan.
2.
Fungsi OPAC
Menurut pendapat Yusup (1995 : 76), fungsi katalog
secara umum adalah sebagai berikut :
- Menunjukkan tempat suatu buku atau bahan-bahan lain dengan menggunakan lambang-lambang angka klasifikasi dalam bentuk nomor panggil (call number).
- Mendaftarakan semua buku dan bahan lain dengan susunan alfabetis nama pengarang, judul buku, atau subyek buku yang bersangutan, ke dalam suatu tempat khusus di perpustakaan untuk memudahkan pencarian entri-entri atau informasi yang diperlukan.
- Memberikan kemudahan untuk mencari suatu buku atau bahan lain di perpustakaan dengan hanya mengetahui salah satu dari daftar kelengkapan buku yang bersangkutan.
Jadi, fungsi
katalog adalah secara umum adalah untuk menunjukkan tempat suatu buku,
menginventarisasikan semua koleksi yang dimiliki perpustakaan, serta memberikan
kemudahan untuk mencari koleksi yang ada di perpustakaan.
F. Teknik Penelusuran OPAC
Menurut Hasugian (2004: 6) mengemukakan ada beberapa jenis
penelusuran yang dapat dilakukan melalui OPAC, yaitu:
·
Penelurusan dengan browsing (browse
searching). Penelurusan dengan teknik browse, yaitu menelusuri
dengan memeriksa satu persatu cantuman dari dokumen yang ada, proses ini memang
akurat, akan tetapi membutuhkan waktu yang lama sehingga kurang efisien untuk
dilakukan.
·
Penelusuran kata kunci (keyword searching).
Penelurusan dengan menggunakan kata kunci (keyword) tertentu sebagai query.
Kata kunci bisa beruba istilah/kata yang dirumuskan secara bebas atau
kata/istilah baku/standar.
·
Penelusuran terbatas (limited searching).
Penelusuran dengan melakukan pembatasan kepada ruas data tertentu, pembatasan database
tertentu, pembatasan tahun, tertentu, pembatasan bahasa, negara, dan
sebagainya.
Menurut Saleh (1996 : 76-81)
Teknik penelusuran OPAC terbagi dalam lima bagian, yaitu:
·
Penelusuran
dengan kamus istilah. Penelusuran menggunakan istilah yang sudah dibuat oleh
CDS atau ISIS pada saat mengindeks suatu ruas atau sub ruas.
·
Penelusuran
bebas. Pengguna bebas mengetikkan apa saja yang ingin dicari karena sistem ini
merupakan pengganti katalog.
·
Penelusuran
dengan ekspresi Boolean. Penelurusan dengan Boolean ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan umpan balik
informasi yang lebih tepa sesuai dengan apa yang diinginkan.
·
Penggunaan
teknik ANY merupakan cara mengelompkkkan istilah yang dapat dipakai sebagai
penelusuran.
·
Pemotongan
istilah. Pemotongan istilah digunakan apabila akan menjaring seluruh kata yang
ada dalam basis data yang diminta dalam bentuk query.
G.
Keuntungan dan Kerugian
1.
Keuntungan OPAC
Menurut
Hermanto (2007 : 1) OPAC memiliki keuntungan, yaitu:
a.
Penelusuran informasi dapat dilakukan
secara cepat dan tepat.
b.
Penelusuran dapat dilakukan di mana saja
tidak harus datang ke perpustakaan dengan catatan sudah online ke internet.
c.
Menghemat waktu dan tenaga.
d.
Pengguna dapat mengetahui keberadaan
koleksi dan status koleksi apakah sedang dipinjam atau tidak.
e.
Pengguna mendapatkan peluang lebih
banyak dalma menelusuri bahan pustaka.
Sedangkan
menurut Fatahi dalam Hasugian (2004 : 9) menyatakan bahwa OPAC memiliki
beberapa kelebihan dari katalog kartu yaitu sisi penelusuran mencakup interaksi
(interaction), bantuan pengguna (user assistance), kepuasan
pengguna (user satisfaction), kemampuan penelusuran (searching
capabilities), keluaran dan tampilan (out and display), ketersediaan
dan akses (availabilitu and access).
2. Kerugian OPAC
Dari berbagai keuntungan, OPAC juga memiliki peluang kekurangan. Menurut Hermanto (2007 : 1) adalah:
a. Belum semua bahan pustaka masuk ke data komputer sehingga pengguna mengalami kesulitan dalam melakukan penelusuran.
- Tergantung aliran listrik, bila listrik mati maka kegiaan penelusuran bahan pustaka akan terganggu.
- Kurangnya ketersediaan komputer terminal OPAC untuk menelusuri informasi yang dimiliki perpustakaan.
H.
Langkah-langkah
Penelusuran OPAC
Layanan
penelusuran melalui OPAC merupakan salah satu paket yang diberikan oleh
perpustakaan, yang berfungsi untuk membantu pengguna dalam pencarian informasi
yang ada di perpustakaan. Dalam mencari sebuah informasi pada sebuah OPAC
terdapat langkah – langkahnnya. Berikut langkah – langkah dalam menelusur
informasi melalui OPAC:
1. Masuk
ke menu awal layanan OPAC, klik pencarian koleksi yang ada pada sebelah kiri
menu utama.
2. Menu
akan berubah seperti pada gambar di
bawah ini, pada menu ini kriteria pencarian koleksi dapat berdasarkan judul,
pengarang, dan subjeknya.
3. Setelah
kita mengisi kolom yang kita cari maka menu akan berubah seperti pada gambar
dibawah ini.
Pada tampilan hasil pencarian ini memuat
beberapa informasi, diantaranya jumlah
hasil pencarian, judul, pengarang, jenis material, jenis koleksi dan no panggil
serta status buku yang sedang dipinjam atau tidak.
Referensi
Yozgie.
(2012). Katalog Perpustakaan
Dari Katalog Manual Sampai Katalog Online (OPAC). [Online]. Tersedia: http://yozgie89.blogspot.com/2012/01/apa-itu-katalog-perpustakaan.html [24 September 2012]
Dari Katalog Manual Sampai Katalog Online (OPAC). [Online]. Tersedia: http://yozgie89.blogspot.com/2012/01/apa-itu-katalog-perpustakaan.html [24 September 2012]
Wikipedia.
__. Katalog Akses Daring Perpustakaan.
[Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Katalog_akses_daring_perpustakaan
[24 September 2012].
Wikipedia.
__. Katalog Perpustakaan. [Online].
Tersedia: http://ms.wikipedia.org/wiki/Katalog_perpustakaan
[24 September 2012].
Kartika.
(2011). Klasifikasi dan Katalogisasi.
[Online]. Tersedia: http://kartika-s-n-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37859-hardskill%20-KLASIFIKASI%20DAN%20KATALOGISASI%20.html.
[24 September 2012].
Mooko L. Morupisi and N.P. (2006). Using the
Online Public Access Catalogue at the
University
of Botswana. [0nline]. Tersedia: http://idv.sagepub.com/content/22/3/197
[24
September 2012].
Saarti, Jarmo dan Raivio, Jouko. (2011). How to
communicate with a machine: On reading a public library’s OPAC. [Online].
Tersedia: http://lis.sagepub.com/content/43/1/22 [24 September
2012].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar